Intelijen dan Politik Era Soekarno
Keterangan Bibliografi
Penerbit | : LIPI Press |
Pengarang | : Ikrar Nusa Bhakti, Diandra Megaputri Mengko, dan Sarah Nuraini Siregar |
Kontributor | : |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2018 |
ISBN | : 978-602-496-028-5 |
Subyek | : Teori dan ideologi politik |
Klasifikasi | : 320.5 Ikr i |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : 1 |
Halaman | : xii hlm. + 173 hlm.; 14,8 × 21 cm |
Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Sebuah hasil kajian, terlalu mahal dan tak bermakna, jika hanya
digunakan sebagai penunjang bukti kegiatan pada laporan keuangan
tahunan lembaga penelitian. Ia juga hanya bernilai amat kecil dan
tak historis, jika hanya digunakan untuk penambah angka kredit
para peneliti. Oleh karena itu, sebuah kajian, baik panjang maupun
pendek, akan amat bermakna bagi para penulisnya jika diterbitkan
dalam jurnal ilmiah atau buku. Bagi para penulisnya, artikel dalam
jurnal ilmiah atau buku bisa menegaskan bahwa “saya menulis, karena
itu saya ada.” Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, artikel maupun
buku, dapat menambah khazanah kepustakaan dan analisis baru.
Khusus untuk kajian intelijen, masih sedikit kajian dari para
penulis Indonesia—baik mantan pelaku, penulis buku, maupun
peneliti—yang diterbitkan dalam bentuk buku. Jumlahnya mungkin
tidak melebihi dua digit. Kita memang masih miskin referensi buku
tentang intelijen. Hal ini mungkin disebabkan aspek intelijen sangat
lekat dengan kerahasiaan, terlebih lagi rahasia terkait institusi negara;
atau mungkin juga karena para pelaku intelijen tidak ingin menulis
karena tidak ingin berbagai kesuksesan, terlebih kegagalan aktivitas
intelijen, diketahui banyak orang. Padahal, sebuah catatan kecil
yang diterbitkan bisa menjadi pelajaran bagi banyak pihak untuk
memperbaiki kinerja intelijen. Bagi mereka yang tertarik dengan
kajian intelijen serta keamanan dan pertahanan negara, buku tentang
x
intelijen yang ditulis secara serius dan ilmiah tentunya dapat menjadi
referensi yang baik.
Buku mengenai sejarah perkembangan institusi intelijen dan
aktivitas intelijen pada era Presiden Soekarno amat penting untuk
dipublikasikan dan dibaca. Buku ini mendeskripsikan bagaimana
institusi intelijen berubah-ubah nama dari waktu ke waktu. Selain itu,
buku ini juga menggambarkan betapa lekatnya intelijen dan operasi
pertahanan negara pada saat itu. Sayangnya, perubahan nama institusi
intelijen pada saat itu tidak jarang disebabkan oleh politisasi lembaga
intelijen, baik untuk kepentingan aktor-aktor intelijen, aktor-aktor
politik, maupun karena pertarungan kekuasaan antara aktor-aktor
militer dan intelijen.
Buku ini memberikan gambaran bahwa pada masa itu tidak ada
koordinasi antarlembaga intelijen. Hal yang terjadi justru persaingan
antara satu lembaga intelijen dan lembaga intelijen lainnya karena
kepentingan politik pemimpinnya.
Satu hal yang memilukan, institusi atau aktor intelijen kadang
menjalankan aktivitas mereka sesuai dengan kepentingan mereka
sendiri atau atas dasar analisis kebutuhan institusi semata, bukan
atas dasar kebutuhan end-user, dalam hal ini Presiden Soekarno.
Hal inilah yang menyebabkan Presiden Soekarno membuat suatu
keputusan tanpa didukung data intelijen yang akurat, melainkan
atas dasar intuisi politiknya sendiri. Keputusan untuk mengirimkan
kapal-kapal perang ukuran kecil (MBT) ke daratan Irian Barat yang
mengakibatkan gugurnya Komodor Laut Yos Soedarso adalah salah
satu contohnya
Inventaris
# | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 2491/H1/2023.c1 | Ya |