Peran Lembaga Litbang, Industri, dan Pemerintah dalam Rantai Pasokan Industri Bioetanol
Keterangan Bibliografi
Penerbit | : : LIPI Press |
Pengarang | : Saut H. Siahaan |
Kontributor | : |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2013 |
ISBN | : 978-979-799-733-5 |
Subyek | : Vakum golongkan teknologi vakum dalam 621.55 |
Klasifikasi | : 533.5 Sau p |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : |
Halaman | : xi hlm + 112 hlm.; 14,8 x 21 cm |
Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Tantangan pembangunan Indonesia saat ini adalah pemenuhan
kebutuhan akan energi yang terus meningkat setiap tahun,
khususnya pada sektor industri dan kegiatan rumah tangga. Hal
ini terjadi karena jumlah penduduk yang terus bertambah hingga
saat ini sudah mencapai 230 juta jiwa. Di satu sisi, kebutuhan
energi setiap tahun terus meningkat cukup tajam, di lain pihak
pasokan energi nasional, terutama energi yang bersumber dari
bahan bakar minyak (BBM) semakin menurun karena cadangan
minyak bumi yang semakin menyusut. Potensi sumber daya
energi, khususnya energi baru dan terbarukan (EBT) cukup
besar dan tersebar di setiap wilayah di Indonesia. Potensi energi
di beberapa wilayah sangat strategis untuk dikembangkan dan
digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat di
wilayah tersebut, baik untuk konsumsi industri maupun
konsumsi masyarakat, serta memiliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi. Langkah-langkah penghematan energi dan pencarian
sumber EBT sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia untuk
menggantikan minyak. Guna menunjang hal tersebut,
pemerintah mengeluarkan Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional dengan target pemanfaatan bahan
bakar nabati (BBN) atau biofuel 2% pada tahun 2010 dan 5%
pada tahun 2025.
2
Pengembangan EBT di Indonesia belum dapat menjawab
sepenuhnya kebutuhan energi nasional. Meskipun telah terjadi
pengembangan di beberapa daerah di Indonesia melalui program
pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
perguruan tinggi, dan departemen terkait, namun program-
program tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan energi
masyarakat.
Salah satu jenis EBT yang mempunyai potensi dan
peluang pengembangan yang cukup baik adalah bioetanol.
Bioetanol berasal dari bahan baku tanaman dan bahan organik
lainnya seperti ubi kayu, sorgum, dan ampas organik yang
banyak ditemukan di Indonesia. Bahan baku organik tersebut
berpotensi untuk pembuatan bioetanol, mengingat pada
umumnya tanaman tersebut dapat tumbuh di lahan kritis, mudah
ditanam, dan masyarakat telah mengenalnya. Selain untuk
memenuhi kebutuhan energi, bioetanol juga memiliki banyak
manfaat, di antaranya untuk industri kosmetik, tinta, dan
percetakan. Bioetanol juga memiliki sifat yang tidak beracun,
banyak digunakan sebagai pelarut dalam industri makanan dan
minuman serta sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin
yang ramah lingkungan. Kecenderungan ini mendorong
peningkatan kebutuhan bioetanol di Indonesia.
Roadmap sektor energi bioetanol yang dipublikasikan
Kemenristek, mulai dari penelitian dan pengembangan (litbang)
sampai dengan pasar, untuk periode 2005–2010 menunjukkan
target pasokan bioetanol ke pasar domestik sebesar 1,85 juta
kilo liter (kl) atau setara dengan 10% total konsumsi bensin.
Dalam kasus ini litbang berperan menyediakan teknologi
produksi (teknik dehidrasi kimiawi & molecular sieving) ke
industri untuk menghasilkan produk bioetanol dari bahan baku
pati dan molase. Selanjutnya, untuk periode 2011–2015
diharapkan akan bertambah pasokan bioetanol ke pasar menjadi
3
3,08 juta kl atau setara dengan 15% total konsumsi bensin
melalui pemanfaatan teknologi proses fermentasi. Roadmap ini
memperlihatkan pentingnya inovasi teknologi bagi peningkatan
produktivitas bioetanol untuk kebutuhan energi.
Inventaris
# | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 2476/H1/2024.c1 | Ya |