Riset Sesar Aktif Indonesia dan Peranannya dalam Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami

Keterangan Bibliografi
Penerbit : LIPI Press
Pengarang : Danny Hilman Natawidjaja
Kontributor :
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2021
ISBN : 978-602-496-236-4
Subyek : Gunung berapi, gempa bumi, air dan gas termal
Klasifikasi : 551.2 Dan r
Bahasa : Indonesia
Edisi : 1
Halaman : 2021
Pustaka Pilihan :
Jenis Koleksi Pustaka

E-Book Buku

Abstraksi

Indonesia mempunyai tingkat aktivitas seismik yang sangat
tinggi karena terletak di wilayah batas pertemuan empat lem-
peng utama, yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, Pasifik, dan
Karolina-Filipina. Akibat pergerakan empat lempeng itu Kepu-
lauan Indonesia terpecah belah menjadi bagian-bagian kecil
yang dibatasi oleh banyak jalur sesar aktif. Hal ini menyebabkan
hampir semua wilayah Indonesia rawan terhadap bencana gem-
pa (Gambar 1 dan 2). Namun kontras dengan kondisi alam, data
sesar aktif dan gempa masih minim diteliti. Pengetahuan gempa
umumnya masih belum cukup detail untuk diimplementasikan
dalam mitigasi bencana.
Sejak gempa-tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, wilayah
barat Indonesia seperti tidak henti-hentinya digoncang gempa.
Hanya tiga bulan setelah Aceh, pada 28 Maret 2005, gempa
megathrust (sesar naik di batas lempeng subduksi dangkal)
berkekuatan Mw8,7 menghentak wilayah Nias dan Simeuleu.
Untung tidak membangkitkan tsunami besar1, efek goncangan-
nya merobohkan banyak bangunan di Nias, khususnya di
Gunung Sitoli, dan menimbulkan korban hingga 2.000 jiwa.
Pada 2006, gempa megathrust muncul di selatan Jawa dengan
kekuatan Mw7,7. Tsunaminya menghempas wilayah pantai
Pangandaran sampai Cilacap dengan ketinggian gelombang
mencapai 10 meter.
Tahun 2007 gempa megathrust kembali menghantam
Sumatra di wilayah Bengkulu dengan rentetan tiga gempa
dalam selang waktu 24 jam bermagnitudo Mw8, Mw7,2, dan
Mw 7,02,3. Berikutnya, tahun 2009, giliran Kota Padang yang
luluh lantak dihantam gempa berkekuatan Mw7,8. Tahun 2010,
giliran Kepulauan Pagai dilanda tsunami gempa megathrustBuku ini tidak diperjualbelikan.
2
berkekuatan Mw7,7. Karakternya sama seperti gempa Pangan-
daran tahun 2006. Walaupun goncangannya kecil, tsunaminya
sangat besar dengan tinggi gelombang mencapai 14 meter. Jadi,
gempa ini sama seperti gempa Pangandaran yang termasuk tipe
slow earthquake4 . Pada tahun 2012 terjadi lagi rentetan dua
gempa besar di barat Sumatra di tengah Lautan Hindia dengan
kekuatan Mw8,6 dan Mw8,2 yang berasal dari reaktivasi sesar
geser tua, ~400 km dari Pantai Padang5 . Di wilayah timur, pada
tahun 2018 terjadi gempa besar di utara Lombok dan di Kota
Palu, Sulawesi. Pada tahun 2020 terjadi gempa besar di wilayah
Ambon, Maluku. Terakhir, bulan Januari 2021, terjadi gempa
besar di wilayah Majene, Sulawesi.
Rangkaian gempa besar yang terjadi di Indonesia sejak
tahun 2000 adalah bukti nyata bahwa Indonesia adalah wilayah
dengan potensi bencana gempa yang sangat tinggi. Oleh karena
itu, dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentang sesar aktif dan
potensi gempa di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam naskah ini diuraikan tentang perjalanan memulai
dan mengembangkan riset sesar aktif di Indonesia. Kemudian
dipaparkan uraian singkat dari hasil riset sesar aktif di wilayah
Indonesia. Selanjutnya, pembahasan tentang peranan (hasil)
riset sesar aktif untuk mitigasi dan pembangunan, yang aman
dan tangguh bencana. Terakhir disampaikan kesimpulan dan
penutup

Inventaris
# Inventaris Dapat dipinjam Status Ada
1 2467/H1/2023.c1 Ya