Peran Sistematika Ngengat Untuk Mendukung Keefektifannya Dalam Pengendalian Hama

Keterangan Bibliografi
Penerbit : LIPI Press
Pengarang : Hari Sutrisno
Kontributor :
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-602-496-164-0
Subyek : Lain-lain serangga
Klasifikasi : 638.5 Har p
Bahasa : Indonesia
Edisi :
Halaman : xi + 62 hlm.; 14,8 x 21 cm
Pustaka Pilihan :
Jenis Koleksi Pustaka

E-Book Buku

Abstraksi

Serangga merupakan kelompok binatang yang mempunyai ang-
gota paling banyak dibanding kelompok binatang lainnya. Jum-
lahnya diperkirakan sekitar 5,7 juta jenis yang tersebar di ber-
bagai tipe ekosistem, mulai dari dataran tinggi hingga rendah,
dari terestrial hingga air. Sampai saat ini baru sekitar 1.013.000
jenis yang diberi nama. Di antara kelompok serangga, Ordo Co-
leoptera dan Lepidoptera mempunyai jumlah jenis yang paling
banyak. Lepidoptera terdiri dari kupu-kupu malam atau ngengat
yang jumlahnya sekitar 85%, kupu siang 13,5%, dan skipper
1,5%1,2,3,4.
Berbeda dengan kelompok kupu siang, meskipun jumlah
jenis ngengat paling banyak dari total ordo Lepidoptera, nge-
ngat ini tidak populer di masyarakat karena warnanya yang tidak
menarik, kusam dan kotor, apalagi bulu ulatnya menyebabkan
iritasi kulit dan ulatnya kebanyakan herbivora. Di samping itu,
untuk meneliti individu dewasanya, penelitian harus dilakukan
pada malam hari.
Persepsi negatif terhadap ngengat membuat tidak banyak
orang tertarik untuk mempelajari, kecuali terhadap kelompok
yang menjadi hama pertanian, khususnya di Indonesia. Tidak-
lah mengherankan jika kemudian jumlah peneliti sistematika
ngengat di Indonesia tidak lebih dari hitungan jari. Hal ini tidak
sebanding dengan jumlah keanekaragaman ngengat Indonesia
yang diperkirakan lebih dari 12.000 jenis5 . Perkembangan kajian
sistematika ngengat kita masih jauh tertinggal dibanding negara
lainnya di dunia. Di beberapa negara maju seperti Australia dan
Jepang, kajian sistematika ngengat berkembang sangat pesat.Buku ini tidak diperjualbelikan.
2
Hampir tiap kelompok suku ada ahlinya dan jumlah koleksi
referensi hampir terwakili dari seluruh wilayah tiap-tiap negara.
Keberhasilan pengungkapan keanekaragaman ngengat
untuk mengetahui peran setiap jenis di alam sangat tergantung
pada kuatnya pengetahuan sistematika. Selain itu, pengetahuan
sistematika juga diperlukan untuk para pengambil kebijakan dan
praktisi dalam menentukan status hama, kebijakan pengenda-
lian, mengungkap jenis hama baru, menghitung tingkat serangan
dan menelusuri daerah sebaran hama di sebuah wilayah. Salah
satu penyebab kegagalan pengendalian hama selama ini adalah
lemahnya pengetahuan sistematika. Kepastian nama jenis hama
akan mempermudah dan mengefektifkan pengendalian karena
setiap jenis memerlukan taktik pengendalian yang berbeda-be-
da. Banyak kasus pengendalian hama dapat diselesaikan dengan
pengetahuan sistematika, misalnya, Plutella xylostella (hama
kubis) dan Pectinophora gossypeilla (hama kapas). Kesalahan
dalam identifikasi terhadap Helicoverpa armigera di Brazil de-
ngan H. gelotopoeon dari Argentina yang mempunyai kemiripan
morfologi hampir saja membawa persoalan yang serius dalam
penanganannya6

Inventaris
# Inventaris Dapat dipinjam Status Ada
1 2439/H1/2023.c1 Ya