Pengembangan Sensor Berbasis Teknologi Mikroelektronika untuk Pemanfaatan Pencemaran Lingkungan

Keterangan Bibliografi
Penerbit : LIPI Press
Pengarang : Goib Wiranto
Kontributor :
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2020
ISBN : 978-602-496-143-5
Subyek : Kerusakan karena lingkungan
Klasifikasi : 632.1 Goi p
Bahasa : Indonesia
Edisi :
Halaman : xi + 74 hlm.; 14,8 x 21 cm
Pustaka Pilihan :
Jenis Koleksi Pustaka

E-Book Buku

Abstraksi

Pencemaran telah menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat
besar bagi negara-negara berkembang di seluruh dunia, tidak
terkecuali Indonesia. Menurut laporan Greenpeace Indonesia
(2016), kerugian ekonomi akibat pencemaran di Kabupaten
Bandung saja mencapai kurang lebih Rp11.4 triliun1 . Keru-
gian ini akan lebih besar lagi bila ditambahkan dengan keru-
sakan lingkungan akibat perubahan iklim, buruknya sanitasi,
dan berkurangnya lahan kehutanan. Dampaknya, akses terhadap
sumber air bersih jadi semakin sulit akibat menurunnya fungsi
dan kemampuan sumber-sumber daya air.
Mengingat besarnya bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
pencemaran maka pengendalian pencemaran merupakan hal
penting yang harus mendapat perhatian, baik dari pemerintah
maupun masyarakat. Tersedianya informasi tentang kondisi
lingkungan sangat berguna untuk mengurangi dampak akibat
bencana pencemaran. Untuk itu, diperlukan sistem pemantauan
sebagai peringatan dini (Early Warning System) yang dapat
mendeteksi potensi terjadinya pencemaran, mengidentifikasi
jenis bahan pencemar, serta secara cepat dan akurat dapat
memberikan informasi pada masyarakat dan pihak-pihak yang
memiliki otoritas dalam mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan mitigasi.
Di berbagai negara, sistem peringatan dini untuk pencemar-
an lingkungan telah banyak dikembangkan. Sistem pemantauan
dengan kemampuan pemrosesan data yang bersifat real-time
telah menjadi bagian dari manajemen sumber daya air yang
terintegrasi. Beberapa sistem dilengkapi dengan otomatisasi
proses pengambilan sample, sistem pendeteksi multiparameter,
dan IoT (Internet of Things) sebagai basis dalam pengumpulanBuku ini tidak diperjualbelikan.
2
data2,3. Di Indonesia, model pemantauan pencemaran secara
online telah diterapkan sejak tahun 2001, yaitu dengan diba-
ngunnya 23 stasiun pemantau kualitas air di sepanjang Sungai
Brantas, Jawa Timur. Stasiun-stasiun pemantau tersebut secara
kontinu mengukur dan melakukan pengiriman data kualitas
air secara langsung (online) ke sebuah stasiun master di Kota
Malang menggunakan sistem telemetri4,5,6. Dengan sistem ini,
pihak pengelola sungai Brantas, yaitu Perum Jasa Tirta I, dapat
melakukan pengawasan terhadap sumber-sumber pencemaran
secara otomatis dan terus-menerus selama 24 jam. Penerapan
sistem seperti ini telah mengubah pola analisis pencemaran dari
yang sebelumnya dengan pengambilan sample untuk diuji di
laboratorium, menjadi otomatisasi data secara kontinu. Sistem
pemantauan seperti di Sungai Brantas tersebut bisa dijadikan
model untuk diterapkan di sungai-sungai besar lainnya yang ada
di Indonesia. Bahkan bisa juga diterapkan untuk pemantauan
kualitas udara di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung,
dengan mengubah komponen pendeteksi kualitas air dengan
komponen pendeteksi kualitas udara

Inventaris
# Inventaris Dapat dipinjam Status Ada
1 2432/H1/2023.c1 Ya