Tinjauan Kritis Ketahanan Sosial Masyarakat Miskin Perkotaan dan Perdesaan: Ruang Sosial, Kebijakan, dan Pola Kerentanan Sosial
Keterangan Bibliografi
Penerbit | : LIPI Press, |
Pengarang | : Thung Ju Lan |
Kontributor | : |
Kota terbit | : Jakarta |
Tahun terbit | : 2019 |
ISBN | : 978-602-496-085-8 |
Subyek | : Pelayanan sosial kepada orang miskin |
Klasifikasi | : 362.5 Thu t |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : |
Halaman | : xviii hlm. + 269 hlm.; 14,8 × 21 cm |
Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Penelitian Unggulan LIPI yang berjudul “Strategi Membangun Keta-
hanan Sosial Budaya Masyarakat Miskin Perdesaan dan Perkotaan”
mengawali penelitian tahun pertama (2015) dengan memahami
konteks dan pola kerentanan sosial masyarakat miskin. Konteks
yang dimaksudkan di sini adalah ruang sosial tempat masyarakat
miskin hidup dan bekerja, serta berbagai kebijakan terkait dengan
penanggulangan kemiskinan. Selain itu, penelitian ini juga mencoba
untuk mengetahui pola kerentanan sosial masyarakat miskin sehingga
mereka dapat diklasifikasikan ke dalam setidaknya tiga kelompok,
yaitu kelompok tidak rentan, kelompok rentan, dan kelompok sangat
rentan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga
metode penelitian, yaitu wawancara, diskusi kelompok terfokus
(focus group discussion/FGD), dan survei. Wawancara dan diskusi
kelompok terfokus (FGD) digunakan untuk menggali informasi dari
para informan, pembuat kebijakan, dan komunitas masyarakat miskin.
Sementara itu, survei dipakai untuk memetakan pola kerentanan sosial
masyarakat miskin di Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul,
Kota Serang, serta Kabupaten Pandeglang dengan masing-masing
300 kuesioner. Pengolahan data, khususnya kuesioner, membutuhkan
waktu setidaknya dua tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penguasaan ruang
sosial sangat memengaruhi, baik ruang gerak maupun kesempatanBuku ini tidak diperjualbelikan.
xviii
yang dimiliki oleh masyarakat miskin; (2) kebijakan penanggulangan
kemiskinan tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dukungan politik,
baik dari pemerintah maupun masyarakat; (3) masyarakat miskin, baik
perkotaan maupun perdesaan membutuhkan penguatan modal sosial
secara kolektif (misalnya dalam komunitas) untuk menanggulangi ke-
miskinan di lingkungan masing-masing; serta (4) masyarakat miskin
perkotaan lebih rentan dibandingkan masyarakat miskin perdesaan
dilihat dari 12 dimensi kerentanan yang digunakan dalam penelitian.
Tim peneliti mengucapkan terima kasih atas dukungan dari
berbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, yaitu
warga masyarakat miskin di lokasi penelitian, kementerian/lembaga
terkait (Kementerian Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah
Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah
Kota Serang, Pemerintah Kabupaten Pandeglang), lembaga swadaya
masyarakat setempat, serta akademisi pemerhati persoalan kemis-
kinan. Tim peneliti memohon maaf jika ada kekurangan dalam
penulisan buku ini. Isi buku ini sepenuhnya merupakan tanggung
jawab tim peneliti
Inventaris
# | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
1 | 2430/H1/2023.c1 | Ya |