Soeharto : Setelah Dia Pergi

Keterangan Bibliografi
Penerbit : Majalah Tempo
Pengarang : Tim Redaksi
Kontributor :
Kota terbit : Jakarta, Indonesia :
Tahun terbit : 2008
ISBN :
Subyek : Media berita : surat kabar, majalah, radio, televisi
Klasifikasi : 070.1 Tim s
Bahasa : Indonesia
Edisi :
Halaman :
Pustaka Pilihan :
Jenis Koleksi Pustaka

E-Book Buku

Abstraksi


DENGAN tujuh hari berkabung nasional, perintah pengibaran bendera setengah
tiang-lain soal Anda patuh atau keberatan-Soeharto yang berpulang Ahad dua
pekan lalu sudah menjadi "pahlawan". Suka atau tidak, sejak ia masuk Rumah Sakit
Pertamina hingga wafat, tiga pekan kemudian, ia masih seorang master dengan kuasa
penuh.
Pejabat tinggi keluar-masuk membesuknya. Turun-naik fungsi jantungnya menelan
berita kematian pedagang "gorengan" Slamet, yang putus asa lalu bunuh diri akibat harga
kedelai ekstra tinggi. Semua stasiun televisi-beberapa memang milik anak-anaknya-
mengarahkan moncong kamera ke rumah sakit, seraya mengulang-ulang sejarah
perjalanannya ketika mengemudikan negeri. Tentu saja, untuk menghormati dia yang sakit
keras, sengaja dipilih berita-berita bagus saja.
Di rumah sakit, keluarga menetapkan "protokoler" ketat: hanya mereka yang
mendapat perkenan boleh menghampiri. Tidak semua bekas anggota lingkaran dekat lolos
seleksi. Harmoko, yang selama menjadi menteri tidak pernah lupa minta petunjuk sang bos,
entah kenapa tak masuk hitungan. Juga Habibie, bekas presiden yang pernah menyebut
Soeharto sebagai profesornya itu. Di tengah paduan suara politikus merapal permintaan
maaf untuknya, rupanya belum tersedia maaf untuk dua bekas setiawan itu.
Ketika ia akhirnya wafat, penyiar televisi dengan mata sembap semakin bersemangat
menyiarkan kebaikan dan kisah sukses. Jam tayang ditambah, rating meningkat
mengalahkan sinetron mana pun-artinya iklan pasti datang berduyun-duyun. Usaha
"menggoreng" perasaan rakyat lewat TV harus dikatakan berhasil.

Inventaris
# Inventaris Dapat dipinjam Status Ada
1 2407/P1/2023.c1 Ya