Halaban Yang Bernilai
Keterangan Bibliografi
Penerbit | : Perpustakaan MTsN 1 Kotawaringin Timur |
Pengarang | : Selvizah Lailatul Jannah |
Kontributor | : |
Kota terbit | : Sampit |
Tahun terbit | : 2020 |
ISBN | : |
Subyek | : Cerita Pendek |
Klasifikasi | : 800 Sel h |
Bahasa | : Indonesia |
Edisi | : 1 |
Halaman | : |
Status fiksi | : Buku Fiksi |
Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Aiman membawa rasa penasarannya menuju ke arah barat. Matahari
menguning lembut. Semilir angin mulai menyergap dedaunan hutan di tepian
kampung ini. Beberapa warga desa yang keluar dari hutan menyapa Kakek Arif
yang kebetulan berpapasan di jalan setapak menuju kedalam hutan. Warga yang
memikul lanjung1 membuat Aiman ingin tau apa yang mereka bawa.
“ Itu rebung hutan Man.” Kakek Arif selalu tahu pikiran cucunya yang ingin
tahu segala hal.
“Itu umbut rotan Man.” Aiman tertawa mendengar jawaban Kakeknya
padahal belum ia tanyakan. Mereka meneruskan langkah semakin jauh masuk ke
dalam. Langit semakin padat oleh rimbun dedaunan. Cahaya matahari sore kian
berkurang jatuh menimpa gambut. Sesekali Amian menggaruk garuk lengannya
yang tergigit nyamuk. Namun tak menyurutkan langkahnya untuk terus masuk,
hingga mereka berhenti pada sebuah tempat yang lingai2.
Tak ada pohon yang tumbuh seluas 50 meter persegi. Ditengahnya hanya ada
pondok beratap terpal biru tanpa dinding. Lelaki berkulit gelap tengah membelah
kayu dan memotongnya kecil-kecil sepanjang lengan dengan kapak. Dari tempat
inilah suara gema itu berasal. Aiman memandang ke penjuru tempat, tampak
batang pohon yang baru ditebangi masih menyeruakkan aroma khas kayu basah.
Ia mendekati batang kayu bekas tebangan, menghirup aromanya yang lembab dan
wangi. Aiman merasa ini sangat disayangkan sekali. Pohon Halaban memang
tumbuh banyak di tempat ini. Namun ditebang secara terus-menerus begitu saja
tanpa ada reboisasi. Suatu saat habitatnya bisa berkurang.
Inventaris
# | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |