E-Book Buku

5
*****
“Halah baru ikut lomba aja udah sok banget.” Suara sumbang itu mencuat begitu saja
sesaat Annisa menapakkan kaki masuk ke ruang kelas.
“Bukan berarti sudah jadi dokter lho ya. Hahahaha.” Siapa lagi kalau bukan suara
Nirmala dan teman satu gengnya Ocha dan Nada.
Annisa menepis ucapan mereka dengan terus berlalu menuju meja di pojok ruangan.
Aisyah dan Rika sudah menunggu di sana.
“Sudah jangan cemberut saja. Pagi-pagi kok manyun.” Bujuk Rika. “Sudah dengar
kabar dari Ibu Anggi belum?”
“Apa?” Annisa memasang wajah penuh tanya mengalihkan mata ke Aisyah. Aisyah
mengangkat kedua bahunya. Enggan menjawab. Rika menutup mulut menahan tawa. “Kita
berhasil Nis.” Seru Rika kemudian .“Penelitian kita terpilih mewakili Indonesia di tingkat
Internasional. Turkey kawan Turkey. Jika lolos tahap selanjutnya kita akan berangkat ke
Turki.”
Annisa menutup kedua wajahnya. Ia tak mampu lagi berkata-kata. Kabar gembira ini
memicu detak jantungnya berpacu lebih cepat.
“Ibu Anggi berpesan agar kita mendalami materi. Bulan depan kita berangkat ke
Jakarta untuk presentase ilmiah.” Sambung Aisyah.
“Ini bubuk akar Halaban yang sudah di haluskan. Simpan ini baik-baik karena stok
kita sudah menipis.” Rika memberikan satu toples bubuk akar Halaban kepada Annisa