Pendekatan Lanskap Ekosistem Embung untuk Pemanfaatan Air Irigasi di Lahan Beriklim Kering NTT
Keterangan Bibliografi
| Penerbit | : LIPI Press |
| Pengarang | : Wahyu Widodo |
| Kontributor | : |
| Kota terbit | : Jakarta |
| Tahun terbit | : 2019 |
| ISBN | : 978-602-496-106-0 |
| Subyek | : Reklamasi tanah, termasuk irigasi |
| Klasifikasi | : 627.5 Wah p |
| Bahasa | : Indonesia |
| Edisi | : cet 1 |
| Halaman | : 86 |
| Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Ketersediaan air di daerah beriklim kering umumnya terbatas.
Fenomena perubahan iklim mengakibatkan ketersediaan air
semakin langka (water stress and drought) 1. Sebagai antisipasi
dan mitigasi terhadap kelangkaan air, saat ini Pemerintah
Indonesia sedang giat-giatnya membangun embung2 diberbagai
provinsi. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang beriklim kering yang menghadapi
masalah dalam penyediaan air bagi masyarakat, termasuk air
irigasi dan rumah tangga. Oleh karena itu, pembangunan embung
di provinsi ini mutlak diperlukan.
Embung adalah dam air buatan (water reservoir) yang di-
gunakan untuk menampung air hujan dan air permukaan pada
musim hujan untuk dimanfaatkan sepanjang tahun 3,4,5, terutama
di musim kemarau. Berdasarkan kapasitas tampung, sumber
air, dan pemanfaatannya, embung di Indonesia dapat diklasifi-
kasikan menjadi: (1) embung kecil dan penampung air lainnya,
(2) embung serbaguna, (3) embung besar, dan (4) bendungan.
Inventaris
| # | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
| 1 | 2548/H1/2025.c1 | Ya |