Pengembangan Mobil Nasional Bermerk Lokal di Indonesia
Keterangan Bibliografi
| Penerbit | : LIPI Press |
| Pengarang | : Galuh Syahbana Indraprahasta dan Anugerah Yuka Asmara |
| Kontributor | : |
| Kota terbit | : Jakarta |
| Tahun terbit | : 2015 |
| ISBN | : 978-979-799-831-8 |
| Subyek | : Perkembangan-perkembangan khusus |
| Klasifikasi | : 535.8 Gal p |
| Bahasa | : Indonesia |
| Edisi | : ed. 1 cet. 1 |
| Halaman | : 153 |
| Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Pada awal tahun 2012 mobil nasional kembali menjadi isu yang
mengemuka; dimulai dengan mencuatnya Kiat Esemka menjadi
kendaraan dinas Wali kota dan Wakil Wali Kota Solo. Beberapa
merek lainnya seperti Fin Komodo dan GEA kemudian juga mulai
dikenal oleh publik sebagai dampak dari ekskalasi isu yang terjadi.
Pengembangan mobil nasional sebagai industri otomotif nasional
tampaknya diperlukan jika mobil lokal ini memang serius untuk
dikembangkan.
Beberapa kegagalan pengembangan mobil nasional di era
pra-Reformasi 1998 serta kebijakan saat ini yang secara eksplisit
tidak memuat skenario mobil nasional tentu menjadi hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pengembangan mobil nasional ke
depan. Meskipun perkembangan wacana terakhir cenderung surut,
pengembangan mobil nasional mempunyai relevansi terhadap
pengembangan industri di Indonesia. Belum lama ini di medio 2013,
isu mobil murah mengemuka, terutama kontroversinya terhadap
kondisi kemacetan yang sudah merajalela di jalanan perkotaan besar
di Indonesia. Isu mobil tidak pernah sepi karena dalam satu sisi,
mobil mencerminkan tingkat kemakmuran penduduknya, tetapi di
sisi lain mencerminkan kualitas industri manufaktur suatu negara
serta problematika lingkungan hidup yang semakin kompleks.
Inventaris
| # | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
| 1 | 2535/H1/2025.c1 | Ya |