Manusia dan Gunung
Keterangan Bibliografi
| Penerbit | : Djeladjah |
| Pengarang | : Pepep DW |
| Kontributor | : |
| Kota terbit | : Sleman |
| Tahun terbit | : 2019 |
| ISBN | : 978-602-51833-0-0 |
| Subyek | : Manusia : hakekat dan tempat dalam alam semesta |
| Klasifikasi | : 218 Pep m |
| Bahasa | : Indonesia |
| Edisi | : ed. 1 cet. 3 |
| Halaman | : 234 |
| Pustaka Pilihan | : |
Jenis Koleksi Pustaka
E-Book Buku
Abstraksi
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Surat An-Naml, ayat 88).
Saya bukan pendaki gunung dan bukan pula anggota pecinta
alam. Buku Saudara Pepep ini menyadarkan saya betapa luasnya
spektrum gunung dan begitu sentral posisinya dalam kehidupan
manusia. Dan menurut kutipan ayat di atas, gunung-gunung itu ti-
daklah diam melainkan bergerak seperti awan. Karena ia bergerak
maka dibutuhkan keseimbangan agar pergerakannya tidak me-
nimbulkan guncangan yang merusak. Ayat ini mengindikasikan
bahwa hidup bersama gunung adalah hidup yang terus menerus
menekankan kewaspadaan.
Caringcing pageuh kancing saringset pageuh iket, ujar pepatah
Sunda. Stay alert stay alive. Ringkasnya, mengharuskan para
penghuninya agar terus belajar, dan tidak pernah merasa jumawa.
Sikap jumawa, pengabaian, dan kesemberonoan, ditambah kese-
rakahan, itulah perilaku negatif yang telah menelantarkan gunung
dan lingkungannya, yang membuat gunung berubah sebagai anca-
man bagi kehidupan manusia.
Inventaris
| # | Inventaris | Dapat dipinjam | Status Ada |
| 1 | 2512/H1/2025.c1 | Ya |